9 November 2016

La Tahzan (Jangan bersedih!)

Karya Dr. 'Aidh al-Qarni
Penerjemah: Samson Rahman

Mengenang satu tahun kepergian Ayahanda tercinta.

Aku bukan saudara/kerabat dari penulis buku ini, mengenalpun tidak....Tapi aku dan keluargaku ingin mengucapkan terima kasih dan appreciate sebesar-besarnya kepada penulis dan penerjemah buku ini.
Sejak setahun sepeninggal ayah... buku ini ikut menemani hari-hari keluarga besarku (terutama ibu yang hari-harinya dihabiskan untuk mengaji, ibadah dan membaca...La Tahzan ini favorit Ibu) dengan isinya yang mudah dicerna dan bahasa yang lugas dan menyejukkan ...padat dengan nuansa rabbani tanpa mengesampingkan sisi-sisi duniawi. Kita seakan diajak untuk menatap dunia dengan seimbang, kita diajak untuk menjadi idealis dengan tetap realistis, menjadi duniawi dan ukhrawi sekaligus, mempersiapkan kehidupan masa kini namun tak lupa masa depan, diajak kerja keras namun tak lupa beristrirahat.


La Tahzan Jangan bersedih!

Orangtuaku bukan orang yang hebat dan bergelimang harta...Dengan gaji pensiunan dan usaha bisnisnya...Mereka hidup berdua dengan 4 orang karyawan dan mengasuh 27 orang anak yatim dipondok pesantren.
Ayahku dari masa muda hidupnya dihabiskan untuk mendirikan pesantren dan mengajar ngaji dan Qiro'ah di beberapa kota kecil seperti Caruban, Karangmalang, Nganjok dan beberapa kota kecil lainnya.....di akhir perjalanannya, Ayahku mengabdikan hidupnya untuk mengajar mengaji anak-anak yatim piatu asuhannya dan ibu-ibu lanjut usia yang memang ingin mengaji tapi belum bisa..."belajar tidak ada batasan usia" itu yang Beliau katakan.

Yang selalu kuingat sampai sekarang adalah keteladanan Ayah buat kami anak-anaknya. Selalu mengingatkan kami bahwa "Rejeki yang kita peroleh sebagian adalah hak anak-anak yatim dan orang yang kurang mampu."
Sebuah petuah yang Insyaallah mengingatkan kami anak-anaknya untuk membagi rejeki kepada mereka yang kurang mampu dan anak yatim.

Tanggal 4 Desember 2007 Ayah dan Ibuku berangkat menunaikan ibadah haji dari Embarkasi Boyolali Solo. Semua persiapan dari masalah perlengkapan dan fisikpun jauh-jauh hari telah dilakukan....Ayah dan Ibu berangkat dengan persiapan matang dan kesehatan yang prima...(karena memang sebelum berangkat haji harus melalui cek kesehatan yang ketat)
Sebelum berangkat Ayah dan Ibu tak henti-hentinya memberi nasehat, baik kepada anak dan cucu serta perpisahan dan ucapan maafpun disampaikan kepada teman, kerabat dan sanak family...sebagai satu syarat untuk melaksanakan haji karena bagi orang muslim, berangkat haji harus sudah siap merelakan apa yang dimilikinya didunia....dan tidak meninggalkan kesalahan kepada orang lain.
Semua berjalan lancar hingga Ayah dan Ibu sampai ditanah suci.

Tiap hari kami (Aku, kakak, dan adikku) selalu menanyakan kabar, dan keadaan Beliau berdua (yang sempat menjadi kekhawatiran kami adalah masalah makan dan air yang dimedia massa dan TV menyatakan bahwa jemaah banyak yang kekurangan)
Dan Allhamdulillah Ayah dan ibu tidak kekurangan suatu apapun....semua berjalan lancar, bahkan tiap kami hubungi Ayah selalu mengatakan kalau Beliau merasa kerasan di Tanah suci.

Besok Ayah dan Ibu akan melakukan Wukuf di Arofah...dan aku sudah merencakan untuk mengirim doa dan keselamatan buat Ayah dan Ibu...tapi karena waktu itu bentrok dengan jadwal tetangga akhirnya aku undur sehari (jadi setelah wukuf)...Akupun menghubungi Ayah untuk mengabarkan ini, dan Ayahpun mengatakan tidak masalah..."Do'a itu kapanpun dan dimanapun selalu baik".

Tetapi mungkin Allah berkehendak lain....
Setelah Wukuf waktu mabit di Muzdzalifah..sekitar jam 11 malam (di Indonesia jam 3pagi)..masih sempat foto-foto,makan bersama rombongan, Ayah pergi mengambil air wudhu...Ayahku kembali ketenda dalam keadaan menggigil kedinginan..(waktu itu memang cuaca sangat berangin dan dingin)...Ibuku bersama teman-temannya berusaha menyelimuti dan memanggil dokter...
Ayah berpesan pada ibu "kutunggu kau disana".
"Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar.." dan Ayahpun pergi menghadap Illahi..
Ibu yang saat itu belum menyadari kepergian Ayah yang tiba-tiba langsung shock dan sakit...
Sementara ibu sakit..akupun disini sakit dan shock 2 hari tidak bisa bangun...Kakak dan Adikkupun keadaannya tidak jauh berbeda....apalagi saat itu kami memikirkan keadaan ibu yang sendiri setelah kepergian Ayah..
Tetapi mungkin suatu mukjijat terjadi....2 hari setelah kepergian Ayah, Ibuku dengan segala upaya akhirnya mendapat ijin untuk melihat jenasah Ayahku yang saat itu berada dirumah sakit...
Ayah dengan pakaian Ihkromnya terlihat bersih, suci seperti tidur....
Ibupun mengantar Jenasah Ayah dimakamkan di Syara (hanya sampai luar area makam..karena wanita tidak diperbolehkan masuk)
Seperti mendapat kekuatan setelah melihat untuk terakhir kali keadaan Ayah .. walaupun masih 2 mingguan..Ibu menjalankan sisa rangkaian ibadah haji sampai selesai dan pulang ke Indonesia dengan selamat.

Tidak ada kata yang bisa aku ungkapkan..
Sebagai manusia biasa...sedih karena kehilangan adalah manusiawi...
Ibu, kami anak kandungnya, murid-muridnya, anak asuhnya dan kerabat serta teman Ayah merasakan hal yang sama....ada yang tidak bisa diungkapkan.......antara sedih..ihklas...bahagia...semua bergumul jadi satu didada.

Selamat jalan Ayahanda...(KH. Muhammad Romadhon bin kyai Imam Khurdi)
Semoga Husnul Khatimah dan semua amal dan ibadah diterima Allah swt.

Kami akan selau mengenangmu selamanya.

(Teruntuk Ibunda tercinta)

Ada beberapa Kutipan dari buku La Tahzan (kalau ingin tau semua, baca bukunya aja ya...):
  • Biasakan untuk mengeluarkan sedekah meski hanya sedikit, karena sedekah akan memadamkan api kesalahan, menggembirakan hati, menghilangkan keresahan, dan akan menambah rezeki.
  • Jika tidak ada orang yang iri kepada anda, maka tidak ada kebaikan dalam diri anda.
  • Terimalah qadha' yang telah pasti dan rezeki yang telah dibagi itu dengan hati terbuka. Segala sesuatu itu ada ukurannya, karena itu enyahkan kegelisahan.
  • Biarkan masa depan itu hingga dia datang sendiri, dan jangan terlalu berkepentingan dengan hari esok. Karena jika Anda melakukan terbaik hari ini maka hari esok juga akan baik.
  • Kehidupan ini adalah kesempatan yang hanya dirasakan setelah kita kehilangan. Sedangkan kesehatan itu adalah mahkota yang bersemayam dikepala orang-orang yang sehat, yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang sakit.
  • Buku adalah teman yang paling baik. Bercakap-cakaplah dengan buku, bersahabatlah dengan ilmu, dan bertemanlah dengan pengetahuan.
  • Jangan takut dengan kesulitan, sebab kesulitan akan menguatkan hati, akan membuat anda merasakan nikmatnya sehat, akan membulatkan tekad, akan mengangkat kedudukan, dan akan memunculkan kesabaran.
  • Setelah lapar akan datang kenyang, setelah dahaga akan datang kesegaran, setelah sakit pasti ada kesembuhan, setelah kefakiran akan datang kekayaan, dan kesedihan itu selalu dibarengi kebahagiaan.
  • Menyukuri nikmat akan mencegah azab, meninggalkan dosa akan menghidupkan hati, dan memenangkan pertarungan melawan nafsu adalah kenikmatan yang sangat besar.
  • Akhlak yang buruk adalah azab, kedengkian itu racun, ghibah itu kerendahan, dan memata-matai kesalahan orang itu kehinaan.
  • Hari kemaren telah mati, hari ini dalam pengendalian, dan esok hari belum lahir. Anda adalah produk waktu. Jadikan waktu itu sebagai ketaatan, yang memberikan imbal balik berupa barang dagangan yang paling menguntungan.
  • Qadha' Allah pasti diberlakukan, ajal pasti tiba, dan rezeki telah ditentukan. Mengapa harus bersedih? Yang telah ditakdirkan pasti terjadi, sebab pena-pena telah kering, lembaran-lembaran telah dilipat, pahala sudah mulai dihimpunkan, dan dosa masih tetap diampuni.
(Semoga bermanfaat)

32 komentar:

  1. Buku yang bagus Mbak Yuli. Saya kebetulan sudah punya buku ini, hanya belum sempat membacanya sampai selesai.

    Dengan telah membaca 12 kutipan yang Mbak Atca tulis, mungkin saya jadi tambah malas untuk menyelesaikan membacanya he..he..

    Btw, mudah2an dengan amal anak yang solehah seperti Mbak Yuli, ayahanda tercinta akan selalu berbahagia di alam sana. Amin.

    BalasHapus
  2. @herri
    Kekk..kekk..kekk.
    Aku malah ngga nyadar kalo ada 12 kutipan, malah maunya kutulis semua he..he..

    Btw buku ini memang lagi jadi favorit keluarga kami..malah masing-masing keluarga punya 1...jadi ada 4 buku (1punya Ibu)..
    Ibuku malah sudah berkali-kali bacanya...kalo pas sendiri, sedih atau gembira dengan membacanya hati jadi lebih ringan (begitu Beliau bilang)

    BalasHapus
  3. Mbak bukunya sepertinya bagus ntar kalu pulang Indonesia beli insyaAllah..tapi dari rangkuman mbak sedikit banyak bisa terwakili..thks...oya Mbak kutunggu link baliknya ...may u success & happy

    BalasHapus
  4. Mbak atca ..dari tadi aku baca rangkuman bukunya nggak merhatikan cerita sebelumnya aku kira itu bagian dari buku..aku sampai meneteskan air mata membacanya...semoga Bapak mbak atca mendapat tempat terbaik di akherat bersama kekasih Allah SWT dan untuk ibu dan keluarga yang ditinggal mendapat amal ibadah dari kesabarannnya...

    BalasHapus
  5. @Renny

    Thanks mba dah mampir...
    Buku ini bagus mba...memberikan resep bagaimana mengusir rasa duka, cemas, sedih dan putus asa.
    Bahasanya juga lugas dan mudah dimengerti..
    Oya kulink balik ya...

    @Re

    Makasih mba Re...
    Mudah-mudahan doanya didengar yang diAtas...Amin.

    BalasHapus
  6. postingannya bagus banget, jeng..
    aku juga jadi ingat ama almarhum ayahku... hiks..hiks

    BalasHapus
  7. aduh mbak..ga tau mo ngomong apa abis baca postingan mbak ini..
    semoga ibu mbak tetap dalam keadaan sehat selalu..demikian juga mbak dan keluarga..

    BalasHapus
  8. *Edit.
    Maaf ada yang lupa kucantumkan 4 orang karyawan ayah dan ibu yang ikut berjasa...karena selama Ayah dan ibu berangkat ketanah suci..mereka yang memegang usaha ayah..Thanks a lot.

    @Penny
    Makasih mba..
    Walaupun sambil berlinang air mata...kepersembahkan tulisan kali ini buat ibuku..

    @Budiawan Hutasoit
    Makasih mas Budiawan doanya...
    Oya buat awardnya juga ya...sudah kupajang..tapi lom sempat posting..nanti kukabari lagi...

    BalasHapus
  9. Semoga ayahanda mba Atca diterima didalam jannah Allah, karena meninggal ditanah suci dan khusnul khotimah,amiin. Jadi teringat ibu mertuaku juga sudah satu tahun yang lalu tiada. smoga amal2nya diterima Allah amin. Bukunya bagus ya mba, kemarin mo dipinjamin teman belum sempat bawa,lagi sibuk sih. tapi nanti aku akan pinjam deh :)

    BalasHapus
  10. Habis baca postingan mbak atca... aku jadi pengen beli bukunya...Rasanya kesentilll banget...

    Dan jadi "iri" dengan almarhum ayah mbak atca....

    Subahanallah... akhir yang baguss...
    hiks...hik... bisakah saya mengikuti barang secuiiiil saja amal sholeh almarhum?

    BalasHapus
  11. @Ummu Khalid

    Makasih Ummu...Doanya..semoga Allah SWT mendengar..
    Iya...bukunya bagus mba...
    Pinjam aja mba...kalo deket sama aku sudah kupinjami...

    @Iien

    Makasih mba Iien sudah mampir...salam kenal juga ya..

    BalasHapus
  12. Innalillahi wainna Ilaihi Roji'un..
    Turut terenyuh banget membaca postingan Mba' Acha..smoga Ayah almarhum mendapat tempat termulia disisi Allah Ta'alla serta dimudahkan urusan akhiratnya..Amien dan Ibu juga seluruh anggota keluarga sehat sejahtera slalu dan Allah Ta'alla ringankan langkahnya untuk meneruskan amal sholih sang Ayah.Amien..
    Bukunya mang hebat banget dan smoga bisa menyelamatkan urusan akhirat penulisnya sebagai ilmu bermanfaat dan mendatangkan kemanfaatan.Amien... makasih yach..

    BalasHapus
  13. @Budhe.
    Trimakasih do'enya budhe...semoga didengar oleh yang diAtas..dan dikabulkan. Amin...

    BalasHapus
  14. speechless baca ttg ayahnya
    salam buat Ibu, she's a srong woman indeed

    BalasHapus
  15. @deddie

    Thanks mba debbie..
    Nanti saya sampaikan salamnya buat ibu...

    BalasHapus
  16. Ayahku juga meninggal ditanah suci mba, seminggu lagi mau pulang ke indo, dimakamkan di Baqi Madinah.. Smoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT.. Boyolalinya dimana? Kampung halaman ayahku jg di Boyolali

    BalasHapus
  17. Semoga Allah memuliakan ayahanda disana,amin

    BalasHapus
  18. @Mama Firza

    Aku juga do'akan mba...semoga amal ibadah Beliau diterima Allah SWT...
    La Tahzan yah...Mereka orang2 terpilih...

    @Mamah Ani.

    Makasih mah doanya..
    Lama ngga mampir nihhh

    BalasHapus
  19. Al Fatihah buat ayahanda tercinta.

    BalasHapus
  20. @Primaningrum

    Trimakasih mba...

    BalasHapus
  21. Semoga almarhum Bapak diterima di sisiNya, melihat sikap Beliau selagi hidup.
    Btw..aku juga punya bukunya..bagus..tapi belum kelar juga bacanya...

    BalasHapus
  22. Mbak.. aq jadi ikut berkaca-kaca, ingat Alm. Ayahku juga.. Semoga belio ber2 bertemu di tempat yang sama ya mbak, yang penuh rahmat ridlo dan ampunanNYa.. Salam kenal ya mbak.. tuker link yuuk..

    BalasHapus
  23. Mba, smoga Allah memberikan rahmatdan ampunan-Nya pada alm bapak dan kita semua ya mbak. Aku juga punya la tahzan, dulu beli gara2 ada tulisan "1'international best seller"-nya, 'mang selalu menggugah bacanya. bahkan udah kufoto juga untuk jual online di www.perniqmoslem -ku.tapi ga jadi2 hehe..

    BalasHapus
  24. wah...jadi terharu neh....semoga alm ayahanda bahagia disurga ya....Amien...

    Btw bukunya keren ya...

    BalasHapus
  25. @Meithrea.
    Thanks mba tuk doanya...
    dah kuadd blognya ya...salam kenal juga/

    BalasHapus
  26. "Indahnya" wafat di tanah suci ya mbak, semoga khusnul khotimah,
    btw, kayanya La Tahzan is a must read book ya mbak, wah, makin panjang nih list buku yg harus dibeli bulan ini, lam kenal juga mbak :)

    BalasHapus
  27. La tahzan...
    buku ini sempat menjadi sahabat setiaku saat gelembung kepedihan tersembul dari rongga kisahku bersama seseorang yg kini masih tetap di hati, namun tak kumiliki...

    syahdan,

    BalasHapus
  28. @ Ning.
    Lam kenaljuga mba List..
    Ngaa pa2 nyimpen buku sama dengan nyimpen ilmu kan...

    BalasHapus
  29. @Rosa.
    Makasih mb..
    Salam kenal juga yahh

    BalasHapus
  30. @ Asih Ea.
    Makasih say..
    diperpus mungkin juga ada ya...
    bagus banget tuh..sayang kalo ngga diterusin.

    @Fitriansyah.
    Salam kenal..
    Bagus bukunya kok..ngga ada ruginya buat nambah ilmu..

    @Ikarizki
    makasih mba doanya...
    btw bisnis juga yahhh

    BalasHapus
  31. @a2i3s.
    Wah...
    Pernah ngalamin masa2 sedih ya...
    Sama "Ris"..
    waktu Ayahku "pergi"..rasa sedih,sakit,kecewa..semua jadi satu..tapi dengan ibadah dan baca buku la tahzan ini pelan2 mulai menerima apa yang dinamakan "Takdir" itu..
    btw..semoga dirimu akan dapat pengganti yang jauh lebih baik ya..

    BalasHapus